Minggu, 29 Agustus 2010

EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM ( E I S )

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM
( E I S )

NAMA : TONI SEPTIA
NIM : DBC 106 068


PROGRAM STUDIO TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2009
EXECUTIVE INFORMATION SYSTEM

EIS adalah sebuah Sistem terkomputerisasi yang menyediakan akses bagi eksekutif secara mudah ke informasi internal dan eksternal yang relevan dengan critical success factor (faktor penentu keberhasilan). (Watson, 1993 )

KARAKTERISTIK E I S :
 Dibuat untuk individual executive users.
 Mengekstrak, menyaring (filter), menyingkat dan melacak “critical data”
 Menyediakan on-line status access.
 Mengakses dan mengintegrasikan data internal dan eksternal.
 Bersifat user friendly.
 Digunakan langsung oleh eksekutif tanpa perantara.

Istilah Executive Support System (ESS) digunakan untuk sistem yang memiliki kemampuan lebih dari EIS, yaitu :

 Tersedia fasilitas komunikasi elektronik, mis. E-mail, computer conference, word processing.
 Memiliki kemampuan analisis data, misalnya spredsheet, query language.
 Memiliki organizing tools, misalnya electronic calendaring.

Tujuan dari pembangunan aplikasi Executive Information System (EIS) adalah untuk membantu para manager atau para eksekutif dalam mempelajari tentang sebuah organisasi, bagaimana proses-proses bekerja , interaksi antara lingkungan luar dengan lingkukangan dalam suatu organisasi dan pendukung dalam pengambilan keputusan berdasarkan data yang akurat. Secara global , EIS merupakan sistem yang digunakan oleh top level management sehingga para penggunanya dapat memperoleh informasi yang telah ada di sistem konvensional dan informasi yang di dapatkan merupakan informasi hasil dari sistem yang dikastemisasi sesuai dengan kebutuhan output informasi tersebut . EIS membutuhkan kastemisasi dikarenakan data input yang diperlukan untuk menghasilkan output yang dibutuhkan oleh top level management merupakan informasi yang telah diolah sebelumnya sehingga menghasilkan informasi yang dapat dianalisa baik secara rentang waktu dan juga secara global.

Faktor – faktor penunjang:
Faktor penunjang dalam membangun Executive Information System, yaitu :
Faktor External dan faktor internal
Faktor External:
- lingkungan luar yang semakin kompetitif
- kebutuhan yang mengakses data external
- pengembangan / perabahan regulasi dari pemerintah
- lingkungan yang sangat cepat berubah
Faktor internal:
- kebutuhan informasi berkala
- kebutuhan untuk mengakses data operasional
- kebutuhan untuk meningkatkan komunikasi
- kebutuhan update cepat dalam pengambangan bisnis yang terdapat pada unit-unit perusahaan
- kebutuhan untuk mengakses database perusahaan

Komponen EIS terdiri dari
1. hardware
Contoh dari hardware yang mendukung adalah sebagai berikut
o Komputer yang memiliki storage yang besar
o Computer klien yang memadai
2. Software
Contoh dari hardware yang mendukung adalah software yang memiliki skema client/server dimana software tersebut dapat diakses melalui jaringan local contohnya sebagai berikut
o Software server database, misalnya ms access, sql server, mysql
o Menggunakan bahasa visual programming, contohnya delphi atau visual studio
o Graphical user interface
o User friendly
3. Interface
Sejak EIS menggunakan data dari berbagai macam sumber, baik yang didapat dari database data internal maupun data yang dikumpulkan dari data external yang dapat berupa data memo, data analisa, data laporan dan lain lain. Untuk itu diperlukan interface yang dapat memadukan data-data yang masih relevan dengan data yang digunakan untuk eis. Contoh interface antara lain adalah report berjadwal, tanya jawab(kuisioner/angket), menu-driven, bahasa, dan input/output


4. komunikasi data
Jaringan yang memadai untuk menunjang proses data yang dapat berupa data text ataupun data grafik sehingga pertukaran informasi dapat dilakukan dengan sempurna. Diharapkan kombinasi dari software dan hardware dapat didukung dengan kinerja jaringan yang memadai

5 langkah saran meningkatkan EIS :
1. Ambil inventaris masuk Informasi Transaksi
Eksekutif tidak selalu mempunyai persepsi yang jelas tentang sistem informasi. Untuk ini, eksekutif dibantu oleh sekretarisnya untuk membuat log information transaction yang selanjutnya dimasukkan kedalam database.
2. Merangsang Sumber High-valure
Dengan adanya identifikasi sumber daya yang bernilai tinggi, eksekutif dapat mengambil langkah agar sumber daya tersebut lebih mudah dikomunikasikan.
3. Mengambil Kesempatan Menguntungkan
Saat informasi bernilai tinggi muncul, eksekutif harus segera menanganinya.
4. Menyesuaikan System untuk Individu
Setiap eksekutif memiliki cara yang unik tersendiri dalam memperoleh informasi.
5. Mengambil Keuntungan dari Teknologi
Eksekutif umumnya berpikiran terbuka (open-minded) terhadap sistem informasi dan mempertimbangkan berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan sistem informasinya.

Diagram Pencarian Data EIS



Kesimpulan:
Kebanyakan eksekutif menggunakan EIS hanya untuk melakukan pencarian terfokus terhadap solusi dari masalah-masalah yang sudah diketahui dan sedikit sekali yang melakukan pencarian untuk mencari hal-hal ‘baru’ yang mungkin berguna. Dari 36 eksekutif yang diwawancara, 30 diantaranya (83%) melakukan pencarian terfokus, 9 orang (25%) melakukan pencarian, 25 orang (69%) menyatakan bahwa EIS meningkatkan efisiensi, dan 6 orang (17%) menyatakan EIS meningkatkan efektivitas. Ada bukti kuat bahwa pencarian terfokus dapat meningkatkan efisiensi, karena semua kecuali 5 orang yang melakukan pencarian terfokus juga menyatakan bahwa EIS meningkatkan efisiensi. Hubungan antara pencarian dengan efisiensi juga kuat, karena semua yang melakukan Pencarian yang melakukan pencarian terfokus, 22 tidak mengindikasikan adanya peningkatan efektivitas, sedangkan dari 9 yang melakukan pencarian, 6 menyatakan adanya peningkatan efektivitas. Untuk meningkatkan efektivitas suatu perusahaan, penulis menyarankan adanya dorongan yang ditimbulkan dari pihak perusahaan dalam menggunakan EIS untuk pencarian. Dorongan-dorongan tersebut bisa berupa program-program proaktif dari pihak perusahaan untuk melatih para eksekutif menggunakan fungsi Pencarian dari EIS karena mungkin saja perilaku para nonscanners (eksekutif yang tidak melakukan Pencarian dengan EIS) disebabkan karena kurangnya pemahaman mereka akan kapabilitas sistem untuk melakukan Pencarian (9 orang) menyatakan bahwa EIS meningkatkan efisiensi. Namun, hal tersebut tidak dapat menghasilkan kesimpulan apa-apa, karena semua yang melakukan Pencarian juga melakukan pencarian terfokus, sehingga tak dapat disimpulkan apa yang menyebabkan peningkatan efisiensi. Hal inilah yang menyebabkan model riset di figur 1 direvisi menjadi metode riset di figur 2, karena tidak ada hubungan yang bisa diambil antara pencarian terfokus dengan peningkatan efektivitas, namun hubungan Pencarian dengan peningkatan efektivitas cukup kuat. Dari 30 orang


Tidak ada komentar: